Sabtu, 16 Maret 2013

Sejuta Cinta untuk Palestina



Solo, Jawa Tengah – Dalam rangka menggalang dana untuk pembangunan RS Indonesia (RSI) di Gaza Palestina, baru-baru ini MER-C Cabang Surakarta mengadakan acara talkshow dan penggalangan dana untuk program ini .  Acara yang bertema “Sejuta Cinta untuk Palestina” digelar Ahad pagi (10/3) bertempat di Masjid Agung Surakarta. Dr. Henry Hidayatullah dan dr. Abdul Mughni Rozy, Sp.B, dua relawan dokter MER-C yang pernah bertugas di wilayah konflik Gaza-Palestina hadir sebagai narasumber.

Dr. Mughni, seorang relawan senior dari MER-C Cabang Semarang memaparkan pengalamannya ketika menjadi tim MER-C pada saat agresi Israel awal tahun 2009. Dokter spesialis bedah umum ini menyaksikan sendiri bagaimana kondisi kota Gaza yang luluhlantak akibat serangan bom dan rudal Israel. Serangan ini juga menyebabkan ribuan rakyat Gaza juga menjadi korban. Sementara dr. Henry yang merupakan salah satu pendiri dan relawan senior MER-C membagi pengalamannya saat mengunjungi Gaza belum lama ini. Saat ia datang, pembangunan struktur RSI sudah selesai dan pembangunan tahap 2 segera dimulai. Kedatangan dr. Henry bersama Ketua Divisi Konstruksi MER-C dan 21 relawan teknis dari Indonesia menandakan siap dimulainya pembangunan tahap 2 RSI. Pembangunan tahap 2 memang akan dilakukan oleh relawan ahli dan teknis dari Indonesia, hal ini dalam rangka menghemat biaya pembangunan. Tidak hanya cerita, para jamaah yang hadir di Masjid Agung Surakarta juga disuguhkan dengan foto-foto dan film proses pembangunan RSI dari awal hingga update terakhir.

Malam harinya, acara sosialisasi RSI di kota Solo masih berlanjut. Kali ini bertempat di kelompok pengajian ibu Siti Aminah pemilik Tiga Serangkai.

Dari dua rangkaian acara ini, jumlah donasi cash semetara yang terkumpul dari warga Solo sebesar Rp 15.478.000 dan cek senilai Rp 100 juta.

Donasi untuk RS Indonesia :

BSM ( Bank Syariah Mandiri) cab. Salemba nmr 700.1352.061

BCA cab kwitang nmr 686.0153678

atas nama
MEDICAL EMERGENCY RESCUE COMMITTEE


video Progress RS Indonesia, Januari 2013

Sabtu, 29 Desember 2012

Mulianya Urusan Seorang Mukmin

Bismillah artikel yang sangat jleb-jleb

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S Al ‘Ankabuut:2)
Dari petikan salah satu ayat Al Qur’an dari surat Al ‘Ankabuut ayat dua di atas, apa yang bisa kita ambil pelajaran darinya? Ya benar, bahwa sebagai hamba Alloh kita pasti tidak akan terlepas dari yang namanya ujian. Ujian ini banyak macamnya, entah itu ujian kehidupan, ujian di sekolah/perkuliahan, dan yang lainnya. Alloh Swt tentunya memberikan ujian tersebut bukanlah tanpa maksud. Hendaknya dari setiap ujian yang menimpa kita, kita dapat mengambil pelajaran darinya. Bukannya malah sibuk menggerutu dan mencela. Apalagi kita sebagai orang yang beriman, tentu Alloh Swt tidak akan membiarkan hambaNya yang telah mengaku beriman lantas tidak diuji keimanannya. 
Ketika kita sakit, apakah lantas kita bersabar dengannya. Saat kita tak punya cukup harta layaknya orang lain, masihkah kita bersabar. Melihat orang lain sukses, sedangkan diri kita tak henti-hentinya ditimpa kemalangan versi kita apakah iman kita tak pudar olehnya. Justru ketika kenikmatan-kenikmatan yang ada dicabut, barulah kita bisa merasakan betapa manisnya kenikmatan yang telah Alloh berikan pada kita selama ini. Ya, kuncinya adalah sabar dan syukur. Saat mendapat kenikmatan kita bersyukur, dan saat mendapat ujian/cobaan kita bersabar. Coba kita lihat sejenak lanjutan ayat di atas :
“Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. ” (Q.S Al ‘Ankabuut:3)
Nah, ternyata jawabannya ada di ayat yang selanjutnya kan. Bahwa Alloh menguji kita untuk mengetahui siapa orang-orang yang benar keimanannya serta siapa orang yang berdusta dalam keimanannya. Dalam sebuah hadist yang afwan saya lupa perawinya, yang pada intinya “Sungguh mulia urusan seorang mukmin itu. Saat mendapat kenikmatan ia bersyukur. Dan saat mendapat musibah ia senantiasa bersabar”. Yuk saling mengoreksi diri masing-masing, apakah kita sudah benar-benar beriman? Banyak sekali cerita-cerita inspiratif dari Rasulullah SAW dan para shahabatnya yang bisa kita contoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kesabaran mereka saat awal-awal berdakwah di kota Mekkah. Mereka bersabar saat dilempari batu, dilempari kotoran. Bahkan salah satu shahabat, yaitu Bilal bin Rabbah r.a sampai begitu kuat kesabarannya padahal ia dijemur di tengah padang pasir di siang hari dengan ditindih batu di atas dadanya. Ia dipaksa untuk mengingkari risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Namun ia tetap teguh dengan pendiriannya, yang terlontar dari mulutnya adalah “Ahadun Ahad!”. Sungguh kesabaran yang luar biasa.
Kita ingat juga banyak shahabat yang mendapat kenikmatan harta yang berkecukupan, seperti Ustman bin Affan dan  Abdurahman bin Auf. Dan mereka senantiasa bersyukur pada Alloh Swt atas kenikmatan yang didapat. Sebagai penutup mari kita simak ayat berikut :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Q.S Al Baqarah:286)

Jumat, 07 Desember 2012

Indahnya Berhias



 Bismillahirrahmanirrahim materi AAI


Islam memiliki tuntunan dalam berhias. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Al Handhalliyah disebutkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda
“Kalian akan mendatangi saudara-saudara kalian. Karenanya perbaikilah kendaraan kalian, dan pakailah pakaian yang bagus sehingga kalian menjadi seperti tahi lalat di tengah-tengah umat manusia. Sesungguhnya Allah tidak menyukai sesuatu yang buruk.” (HR. Abu Dawud dan Hakim)

Islam mengajak kaum muslimin keseluruhan untuk selalu berpenampilan bagus. Seorang muslimah tidak boleh mengabaikan diri untuk penampilan yang rapi dan bersih. Hendaknya ia senantiasa berpenampilan yang baik dengan tidak berlebih-lebihan. Muslimah yang cerdas akan senantiasa menyelaraskan antara lahir dan batin. Perhatiannya yang baik pada penampilan bersumber dari pemahaman yang baik terhadap agamanya. Karena penampilan yang rapi dan bersih merupakan hal yang mulia.

Bagaimanakah tuntunan Islam dalam berhias?
Kebersihan badan adalah kuncinya.
Mandi dapat menghilangkan kotoran sehingga menjauhkan dari penyakit dan menjaga agar badannya tidak bau sehingga ia dekat dengan orang di sekitarnya.
Hendaklah seorang wanita juga menjaga hal-hal yang termasuk fitrah dan tidak membiarkannya lebih dari 40 hari. Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Lima hal yang termasuk fitrah (kesucian): mencukur bulu kemaluan, khitan, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.” (HR. Bukhari Muslim)

Perhatikanlah mulut karena dengannya engkau berdzikir dan berbicara kepada manusia.
Wanita muslimah hendaknya selalu menjaga kebersihan mulutnya dengan siwak atau sikat gigi. Bersiwak dianjurkan setiap keadaan dan ditekankan ketika hendak berwudhu’, akan shalat, akan membaca Al Qur’an, dan bangun malam ketika hendak shalat tahajjud. Rasulullah SAW bersabda,
“Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan memerintahkan kepada mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu, hendaknya seorang muslimah menjaga mulutnya dari bau yang tidak sedap.
“Barangsiapa yang makan bawang merah dan bawang putih serta kucai, maka janganlah dia mendekati masjid kami.” (HR. Muslim)

Rawatlah keindahan mahkotamu.
 “Barangsiapa yang memiliki rambut maka hendaklah dia memuliakannya.” (HR. Abu Dawud)

Kebersihan pakaian tidak pantas diabaikan.
Islam menyukai orang yang menjaga kebersihan pakaiannya. Dari Jabir RA, Rasulullah SAW pernah mengunjungi kami, lalu beliau melihat seorang laki-laki yang mengenakan pakaian kotor, beliau bersabda,
“Orang ini tidak mempunyai sabun yang dapat digunakan untuk mencuci pakaiannya.” (HR. Imam Ahmad dan Nasa’i).

Perbaikilah penampilan.
Hendaklah seorang muslimah memperbaiki penampilannya untuk menampakkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya.
“Sesungguhnya Allah senang melihat tanda nikmat yang diberikan kepada hamba-hambaNya.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
Seorang muslimah diperbolehkan menghiasi dirinya dengan hal-hal mubah misalnya mengenakan sutra, emas, mutiara, celak, inai (pacar) pada kuku, menyemir rambut beruban, kosmetik tidak berlebihan.Berhias disini bukan dengan maksud mempercantik diri di hadapan lelaki yang bukan mahramnya.
Hal yang dapat membantu memperbaiki penampilan seorang muslimah adalah memakan makanan yang bergizi serta tidak berlebihan, dan berolahraga.

Janganlah tabarruj.
Berhias bagi wanita ada 3 macam, yaitu berhias untuk suami, berhias di depan wanita & lelaki mahram, dan berhias di depan lelaki bukan mahram.
Berhias untuk suami hukumnya dianjurkan dan tidak memiliki batasan. Berhias di hadapan wanita dan lelaki mahram dibolehkan tetapi dengan batasan tidak menampakkan aurat. Berhias di depan lelaki bukan mahram hukumnya haram dan inilah yang disebut dengan tabarruj.
“Dan janganlah kalian (para wanita) bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al-Ahzaab:33)
Rasulullah SAW bersabda “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat, pertama: satu kaum yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia. Kedua: para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menyimpangkan lagi menyelewengkan orang dari kebenaran. Kepala-kepala mereka seperti punuk unta yang miring/condong. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya surga padahal wanginya surga sudah tercium dari jarak perjalanan sejauh ini dan itu.” (HR. Muslim no. 5547)
Jauhilah cara berhias yang dilarang oleh Islam.
1. Memotong rambut menyerupai laki-laki, kecuali kondisi darurat. Sungguh Rasulullah SAW melaknat seorang wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Abu Daud)
2. Menyambung rambut.
“Rasulullah SAW melaknat wanita yang menyambung rambutnya dengan rambut lain dan wanita yang meminta agar rambutnya disambung.” (HR. Bukhari Muslim)
3. Menghilangkan sebagian atau seluruh alis.
 “Allah melaknat wanita yang mentato bagian-bagian dari tubuh dan wanita yang meminta untuk ditato, wanita yang mencukur seluruh atau sebagian alisnya dan wanita yang meminta untuk dicukur alisnya, dan wanita yang mengikir sela-sela gigi depannya untuk kecantikan, yang merubah ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla.”(HR. Muslim)
4. Mengikir sela-sela gigi, yaitu mengikir sela-sela gigi dengan alat kikir sehingga membentuk sedikit kerenggangan dengan tujuan mempercantik diri.
5. Mentatto bagian tubuhnya.
6. Menyemir rambut dengan warna hitam.
“Pada akhir zaman akan ada suatu kaum yang mewarnai (rambutnya) dengan warna hitam seperti dada burung merpati, mereka tidak akan mencium baunya surga.” (Shahih Jami’ush Shaghir no. 8153)

Berhati-hati dalam memilih cara berhias.
1. Tidak boleh menyerupai laki-laki.
2. Tidak boleh menyerupai orang kafir.
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
3. Tidak boleh berbentuk permanen (tatto) dan tidak mengubah ciptaan Allah (operasi plastik) yang termasuk hasutan setan.
“Dan akan aku suruh mereka merubah ciptaan Allah dan mereka pun benar-benar melakukannya.” (Qs. An Nisa: 119)
4. Tidak berbahaya bagi tubuh.
5. Tidak menghalangi air untuk bersuci ke kulit atau rambut.
6. Tidak mengandung pemborosan
7. Tidak membuang waktu sehingga kewajiban lain terlalaikan.
8. Jangan sampai membuat wanita sombong di hadapan orang lain

Wanita santun lebih baik daripada wanita pesolek.
Kita tahu banyak wanita yang berdandan secara berlebihan dan bepergian keluar rumah tanpa mengenal batas waktu mengatasnamakan ‘Inilah kemajuan dan modernitas’.
Sesungguhnya kemajuan dan modernitas bukanlah dengan menentang perintah dan larangan Allah. Ketahuilah Allah Maha Tahu apa yang baik dan buruk untuk hambaNya. Mengikuti kemajuan adalah mengambil hal-hal bermanfaat yang dapat memajukan umat dan membantu kita untuk hidup lebih baik. Kita mengambil hal-hal yang sesuai tuntunan Islam dan meninggalkan hal-hal yang bertentangan dengan Islam.
Jauhilah berhias yang dilarang oleh syari’at, wahai saudariku. Sungguh wanita yang keluar rumah dengan penampilan yang berlebihan sebenarnya dia melemparkan dirinya ke dalam api neraka. Sedangkan wanita yang menghiasi jiwanya dengan kesantunan dan berhias sesuai tuntunan Islam adalah wanita yang menempatkan dirinya pada tempat yang mulia.

Senin, 22 Oktober 2012

Do your best




Do your best.. And Allah will do the rest.. :))
Semangat!!! Keep Figthing !!! Bismillah