Senin, 20 Februari 2012

Pieces of My Life

Bismillahirrahmanirrahim

Senin pagi tanggal 20 Februari 2012 dan itu artinya seminggu lagi kuliah akan segera dimulai lagi. Yups, senin depan udah mulai semester 2. Siap-siap tutorial, skillslab, field lab, kuliah, praktikum, pretest, post test, responsi, dan ujian blok yang baru. Itu artinya harus siap-siap berangkat sebelum jam 6 dan pulang habis maghrib. Great! It's no problem jika kita ikhlas menuntut ilmu karena Allah SWT. Mungkin semester 2 ini memang lebih berat dari semester 1 tapi harus tetap semangat! Demi masa depan yang cerah menjadi dokter yang bermanfaat bagi semuanya.:)

Pagi ini saya mau sedikit berbagi cerita pengalaman SNMPTN ya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Saat ini kan sedang ada pendaftaran SNMPTN jalur undangan kan? Sistem ini dipakai baru mulai tahun kemarin. Calon mahasiswa hanya perlu menyerahkan nilai rapot selama SMA saja untuk digunakan sebagai seleksi masuk. Tahun 2011 kemarin calon mahasiswa boleh memilih 2 universitas dan masing - masing universitas boleh dipilih 3 prodi. Tahun 2012 ini sepertinya hanya 2 prodi untuk masing-masing universitas. Untuk syarat lain bisa dilihat sendiri di www.snmptn.ac.id

Cerita dimulai!
Saat itu udah masuk bulan Maret, saya ingat betul jaman banyak Try Out saya menyempatkan diri bayar ke Bank Mandiri cabang Palur buat bayar uang pendaftaran SNMPTN undangan dan barengan sama Mbak-mbak yang membayarkan uang pendaftaran adiknya. Maret udah mau akhir pendaftaran SNMPTN Undangan baru diumumkan siapa saja yang telah direkomendasikan dan dikasih pin dari sekolah. Puncak kegalauan memilih prodi dan universitas terjadi saat itu, ketika masuk semester 2 dan ada sistem SNMPTN undangan ini. Memang sih ini tidak perlu tes masuk tetapi persaingan pasti ketat sekali. Dan finally setelah konsul dengan ortu saya memutuskan untuk memilih sebuah Universitas di Jogja sebagai pilihan pertama dan UNS sebagai pilihan kedua. Saat itu yang sepenuhnya mendukung adalah ayah saya karena beliau adalah orang yang selalu ingin membahagiakan keluarganya, memberi kebebasan pada keinginan anaknya, ingin melihat anaknya lebih sukses dari beliau. Entah kenapa ibu saya agak kurang rela bila saya harus kos,hidup mandiri di Jogja. Beliau tahu selama ini saya belum bisa hidup mandiri. Bisa dilihat dari masa SMA : bangun tidur > mandi > sarapan udah tersedia > jam ke 0 > sekolah  > les sampai maghrib > belajar bentar > tidur. Ya tiap hari seperti itu. *malah curhat

Dan saat hari pengumuman tiba, deg deg deg .... pukul 19.00 WIB tepat buka pengumuman lewat HP. Dan hasilnya...
"Maaf anda tidak lolos seleksi SNMPTN Undangan"
Kurang lebih seperti ini. Mendadak tubuh saya terasa lemas, ingin rasanya nangis sekencang-kencangnya.  Semua anggota keluarga kelihatan sekali sangat kecewa dengan ini semua. Kecewa, sedih, sesal. Semua jadi satu :(( Kecewa dan sedih karena gagal dalam seleksi ini dan menyesal karena meletakkan UNS sebagai pilihan kedua. Andai saja saya jadikan pilihan pertama insya Allah sudah langsung diterima. Mungkinkah ketidakrelaan ibu ada hubungannya dengan ini semua? Tapi apa boleh buat sifat manusia yang kadang ingin lebih dari kemampuannya. Ternyata banyak teman yang senasib dengan saya. Di tengah kesedihan itu, ayah saya langsung memberi semangat untuk ikut SNMPTN jalur Ujian Tulis yang jaraknya tinggal 2 minggu lagi. Tak ada waktu lagi untuk menyesali semua ini. Saatnya BANGKIT dan TUNJUKKAN AKU BISA ,bahkan BISA LEBIH BAIK!

Hari-hari selama 2 minggu itu saya lalui dengan LATIHAN SOAL SNMPTN sampai beli buku kumpulan soal beberapa tahun sebelumnya. Saat mengisi pendaftaran online buat SNMPTN tulis ini saya bareng salah satu teman SD saya. Paginya bayar dulu ke Bank Mandiri Palur, eh disana ketemu teman SMP. Saling minta do'a restu pastinya. Kemudian kami ke warnet di dekat SMA N Kebakkramat. *jauh-jauh kesana karena dia ada urusan bentar di sekolah. Ambil foto yang mau diupload kalau tidak salah hehe. Saya mengisi formulir pendaftaran dengan pilihan satu mantap tetap yang saya dan orang tua inginkan. Pilihan keduanya ini yang kira-kira sesuai dengan kemampuan saya. *saya nggak mau jadi pengangguran selama setahun kalau terjadi kemungkinan terburuk. Karena saya tahu yang ini lebih ketat karena telah banyak yang gagal lewat jalur pertama.

Dan pas hari H bertempat di SMP Warga dengan minta do'a restu pada ortu, keluarga besar, guru, dan semua teman-teman saya. Bismillah... PERJUANGAN DIMULAI. KERJAKAN SEMAKSIMAL mungkin yang kamu bisa. Perbanyak ibadah dan do'a pada Allah, tawakal serakah semua padanya. Saat hari pengumuman tiba, saya tidak berani membuka web pengumuman dan akhirnya yang bukain adalah adik tercinta. Dan hasilnya ...
"Selamat anda di terima di Pendidikan Dokter UNS"
  ALHAMDULILLAHIRRABBIL ALAMIN :)
Tak henti-hentinya saya mengucapkan rasa syukur. Tapi karena masih tidak percaya dengan perasaan yang seperti mimpi ini  malam itu juga saya dan adik di antar ayah ke warnet buat membuka pengumuman itu lagi sekaligus syarat buat daftar ulang. Warnet tempat biasanya penuh sesak akhirnya di warnet satunya. Dan Alhamdulillah, terima kasih ya Allah atas indahnya hidup ini. Saya langsung memberi kabar teman-teman di twitter dan fecebook, tak lupa membalas sms mereka yang senantiasa mendukungku dan menyemangatiku bahwa aku pasti bisa, bahwa Allah pasti akan memberi yang terbaik, dan aku tak boleh menyerah begitu saja :)

Nikmat ini menyadarkanku bahwa tak selamanya yang kita inginkan itu baik untuk kita. Tapi Allah lah Maha Tahu segalanya yang terbaik untuk kita. Dia tak selalu memberi apa yang kita minta tetapi Dia memberi yang terbaik untuk kita. Dia mengajarkan untuk selalu bersyukur padaNya maka nikmat akan ditambah. Subhanalah, hari itu menjadi hari terindah dalam hidupku. Saat perjuangan berbuah kemanisan. Itulah yang ditunggu.

Tapi perlu dingat juga jangan lantas larut dalam kebahagiaan hingga lupa bahwa harus siap berjuang lagi dengan medan yang lebih sulit. Ya mulai dari hari itu harus mulai berjuang menjadi seorang Mahasiswa Kedokteran. Adaptasi menjadi mahasiswa dimulai dengan acara OSMARU dan di FK UNS untuk pendidikan dokter namanya adalah AORTA 2011 (Acara Orientasi Angkatan 2011).Untuk tahu tugas-tugas selam AORTA bisa dibuka webnya di AORTA 2011. Yang jadi panitianya adalah kakak tingkat 3 tahun diatas angkatan itu. Jadi kemarin tahun 2008 yang jadi panitia. Memang sih banyak tugas dan mengharuskan kita tidak tidur selama 3 hari 3 malam tapi itu semua ada tujuan dan manfaatnya. So, enjoy your orientation periode! It's very very unforgetable, you can learn more in there!! Semangat ya yang tahun ini mau masuk FK UNS, kami menunggumu di Fakultas Kedokteran dengan biaya termurah tapi fasilitas tak kalah oke ini. :)

Minggu, 19 Februari 2012

Semoga Tak Termasuk

Bismillahirrahmanirrahim

Berikut ini adalah potret remaja sekarang yang semakin kehilangan arah dan mengabaikan agamanya. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya

Aku Bukan Muslimah yang Baik 
 
aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain sibuk membaca dan mentabburi al-qur'an
aku sibuk mendengarkan lagu picisan yang tak membuat ku makin dekat dengan-Nya

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain sibuk menambah hafalan ayat-ayat cinta Allah
aku malah asik mengahafal lagu-lagu yang melalaikan ku dari-Nya

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain makin memanjangkan jilbabnya
aku malah merasa risih dengan jilbab yang terlalu panjang

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain sibuk menuntut ilmu-Nya
aku malah sibuk dengan urusan dunia yang membuat jarak dengan-Nya

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain malu untuk menampakkan wajah dan fotonya
aku malah sibuk meng-upload foto-foto agar wajahku bisa dilihat semua orang

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain berusaha menundukkan pandangannya
aku sibuk memperhatikan ketampanan wajah yang bukan mahram ku

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain menjaga hubungan dan jarak dengan lawan jenisnya
aku malah terbiasa duduk berdekatan dengan pria

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain berkata dan berbincang tentang hal yang bermanfaat
aku senang membicarakan aib dan kejelekan orang lain

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain menjaga kata-katanya dengan baik
aku terlalu sering menyakiti hati orang lain dengan lisan ku

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain belajar untuk terus mempercantik hati dan akhlaknya
aku lebih asik memperhatikan fisik diri ku saja

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain senang berpuasa sunnah
aku lebih memilih selalu mengenyangkan perut ku

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain bangun di sepertiga malam untuk bermunajat pada-Nya
aku lebih memilih berselimut dan tidur sepuasnya

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain sibuk untuk berdakwah di jalan-Nya
aku lebih memilih santai dan menonton televisi di rumah

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain sibuk ingin mendapat ridha dan cinta-Nya
aku malah sibuk ingin mendapat sanjungan dan cinta makhluk-Nya saja

aku bukan muslimah yang baik
ketika muslimah lain gelisah di saat imannya menurun
aku malah semakin lalai dengan dunia

aku memang bukan muslimah yang baik

Namun, aku berharap bisa menjadi seperti muslimah lain yang istiqamah berjuang untuk mendapatkan cinta-Nya. Ya Rabb ampuni muslimah yang tidak baik ini.
semoga Engkau senantiasa membimbing muslimah yang tidak baik ini agar menjadi lebih baik di hadapan-Mu... aaamiin yaa Mujiibassaailin...
 

Yang berikut ini semoga  bisa dijadikan muhasabah
 
Maaf Saya Belum Sempat
 
Maaf, saya belum sempat peduli pada Palestina atau segenap permasalahan ummat Islam yang saat ini ada. Saya sedang sibuk nonton Inbox atau Dahsyat (tergantung mood saya). Saya juga sedang sibuk menonton OVJ atau Fesbukers, dan berbagai channel yang saya suka; saya memang suka tertawa.

Maaf, saya belum sempat belajar al-Quran. Jangankan belajar tafsirnya secara mendalam, barangkali tajwid-nya pun masih asal-asalan, sekalipun ternyata di KTP saya bertuliskan "Agama: Islam".

Maaf, saya tidak sempat sholat di rumah, apalagi ke Masjid, sekalipun saya tahu bahwa itu adalah wajib, namun kalian tahu, setelah ini saya akan belanja ke Mall, berburu pakaian atau gadget termahal.

Maaf, kalau saya sempat sholat, ayat yang saya baca hanyalah "Qul" atau "Qul", karena saya pikir urusan saya masih banyak, jadi saya putuskan untuk sholat "kilat", biar kerjaan saya tidak telat.

Maaf juga, kalau boleh jujur sebenarnya hanya beberapa surat pendek yang saya hafal, itupun dengan makhraj dan tajwid yang masih "ngasal", karena dari dulu saya tak pernah serius untuk menghafal.

Maaf lagi ya, saya nggak pernah berpikir untuk mati, apalagi mempersiapkan bekal untuk dibawa setelah mati. Karena saya terlalu sibuk party, atau jalan-jalan kesana kemari. Sekalipun saya sadar bahwa bisa saja diperjalanan saya mati, karena saya pernah dengar kalau Izrail datangnya nggak bilang-bilang, layaknya tamu tak diundang.

Maaf, sekali lagi maaf. Saya kadang lebih suka online untuk menghabiskan waktu, chatting dengan teman untuk pembicaraan tak bermutu, ngeliat-liat foto yang "terbuka" untuk memenuhi hawa nafsu. Walaupun saya sepenuhnya sadar, azab neraka itu pedih dan kekal.

Maaf lagi, rasanya saya tidak pernah Tahajjud. Saya lebih memilih nonton bola daripada ruku' dan sujud, karena saya pikir pertandingan ini terlalu sayang untuk dilewatkan, sekalipun nantinya saya capek dan mata saya kelelahan. Ahh, tidak mengapa, demi menonton pertandingan pemain idola.

Maaf, terakhir maaf. Sebenarnya saya tidak ingin kalian membaca tulisan ini, karena ini adalah aib bagi generasi muda kami, inilah yang terjadi pada kami saat ini. Sekalipun hal diatas hanyalah sebagian kecil dari realita di pikiran saya.

Saya sebenarnya ingin kalian memperbaiki keadaan ini, saya tidak ingin hal ini terus terjadi. Saya ingin melihat generasi kita jaya, menjadikan Islam sebagai kebutuhan hidupnya dan menjadikan al-Quran dan Sunnah sebagai pedomannya.

Setidaknya, saya ingin melihat hal ini sebelum saya mati...

Pekanbaru, 18 Rabiul Awwal 1433/11 Februari 2012.

Sumber: http://www.eramuslim.com/oase-iman/muhammad-hidayat-maaf-saya-belum-sempat.htm
 

Jika Aku Jatuh Cinta

Ya Allah,
Jika aku jatuh Cinta

Cintakanlah aku pada seseorang yang

melabuhkan cintanya pada–Mu

Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai–Mu



Ya … Muhaimin,

Jika aku jatuh Cinta

Jagalah cintaku padanya agar tidak

melebihi cintaku pada–Mu


Ya … Allah,

Jika aku jatuh hati

Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang

yang hatinya tertaut pada–Mu

Agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu

Ya … Rabbana,
Jika aku jatuh Hati
Jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati–Mu

Ya … Rabbul Izzati,
Jika aku Rindu
Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan–Mu
Dan jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga–Mu

Ya … Allah, Jika aku menikmati cinta kekasih–Mu
Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya
bermunajat di sepertiga malam terakhir–Mu

Ya … Allah,
Jika aku jatuh hati pada kekasih–Mu
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam
perjalanan panjang menyeru manusia pada–Mu

Ya … Allah,
Jika kau halalkan aku merindui kekasih–Mu
Jangan biarkan aku melampui batas sehingga melupakan
aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada–Mu

Ya … Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati–hati ini
Telah berhimpun dalam cinta pada–Mu,
Telah berjumpa pada taat pada–Mu
Telah bersatu dalam dakwah pada–Mu
Telah berpadu dalam membela syariat–Mu

Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya,
kekalkanlah cintanya..

Tunjukilah jalan–jalannya,
penuhilah hati–hati ini dengan Nur–Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada–dada kami dengan limpahan keimanan kepada–Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu...

From: Jika Aku Jatuh Cinta - Sayyid Qutb 

 

Tanah Gersang

Tanah Gersang ( Dalam Dekapan Ukhuwah - Salim A. Fillah)

Dalam hubungan-hubungan yang kita jalin di kehidupan,
setiap orang adalah guru kita.

Ya, setiap orang. Siapapun mereka. Yang baik, juga yang jahat. 
Betapapun yang mereka berikan pada kita selama ini
hanyalah lika, rasa sakit, kepedihan, dan aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita.
Bukan karena mereka orang-orang yang bijakasana.
Melainkan karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi bijaksana.

Mereka mungkin tanah gersang.
Dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana.
Kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan yang menghias malamnya.

Tetapi barangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang.
Lebih gersang dari sawah yang kerontang.
Lebih cengkar dari lahan kering di kemarau yang panjang.
Lebih tandus dari padang rumput yang terbakar dan hangus.
Maka bagi kita sang tanah gersang, selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana.

Seperti matahari yang tak hendak dekat-dekat bumi karena
khawatir nyalanya bisa memusnahkan kehidupan. seperti
gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan
subur, sejuk menghijau berwujud hutan.

Dan seperti batu cadas yang memberi kesempatan lumut
untuk tumbuh di permukaannya. Dia izinkan sang lumut 
menghancurkan tubuhnya, melambutkan kekerasannya.
Demi terciptanya butir-butir tanah. Demi tersedianya unsur
hara agar pepohonan berbuah.


Subhanallah

Jumat, 17 Februari 2012

Selamat Ulang Tahun Solo Tercinta :)

Bismillahirrahmanirrahim

Ya hari ini tanggal 17 Februari 2012 adalah ulang tahun kota Solo yang ke 267. Temanya "SOLO BERSERI SOLO BERKESAN". Selamat Ulang Tahun kota tempat dimana aku menimba ilmu sejak SMP. Tetap Berseri, Nyaman,  Ramah pada segala kalangan. Kagum pada Solo dibawah pimpinan Pak Jokowi.


GREAT! Banyak acaranya yang diadakan untuk memeriahkan ulang tahun kota tercinta ini salah satunya Festival Jenang Solo yang hari ini ada di kawasan Ngarsopuro, tahu kan? Itu lho daerah depan Keraton Mangkunegaran. Festival Jenang Solo yang direncanakan akan dibuka langsung pada pukul 09.00 WIB oleh Walikota Solo, Joko Widodo, sampai pukul 09.20 WIB belum dimulai. Jokowi dan rombongan diperkirakan masih berada di Stadion R Maladi Sriwedari mengikuti upacara peringatan hari jadi ke-267 Kota Solo. Pada Festival Jenang Solo yang diadakan di Ngarsopuro, Jumat (17/2/2012) ini akan dibagikan sekitar 10.000 jenang untuk masyarakat secara cuma-cuma.


Salah satu stan yang menyediakan aneka jenang adalah dari Pura Mangkunegaran yang menyediakan 17 macam jenang yang disediakan untuk pengunjung. Macam-macam jenang yang disediakan antara lain jenang grendul, jenang ketan item, jenang jagung, jenang sungsum, jenang garut, dan lain-lain. Festival Jenang Solo merupakan salah satu rangkaian acara HUT Kota Solo ke-267. Koridor Ngarsopuro pun telah dipenuhi masyarakat. Festival ini diikuti 62 stan dari berbagai instansi.

Rangkaian peringatan HUT ke-267 Kota Solo berlanjut Jumat (17/2/2012) malam ini dengan panggung hiburan dan pagelaran wayang kulit di halaman depan Balaikota Solo. Panggung hiburan menampilkan penyanyi legendaris Solo, Waldjinah.

Dengan diiringi grup kolintang modern Sekar Gita dan Sanggar Palem Jakarta, Waldjinah tampil membawakan dua lagu terkenal yaitu Walang Kekek dan Putri Solo. “Semoga musik kolintang di Solo akan kembali maju,” kata Waldjinah di atas panggung.

Pertunjukan ini mendapat perhatian besar dari warga yang memenuhi halaman Balaikota. Salah satu penonton, Novita, mengaku dirinya sangat tertarik dengan pertunjukan malam ini. “Saya tadi awalnya enggak tahu, tapi pas mampir ke sini, ternyata acaranya seru,” jelasnya.

Oh ya besok tanggal 18 Februari 2012 akan ada Solo Wayang Carnaval mulai pukul 14.00 WIB di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Start lapangan Kota Barat dan finish Balai Kota Solo. Berdasarkan tweet Pak Walikota beliau akan ikut carnaval ini dengan berbusana tokoh wayang tertua dalam Padhawa Lima yaitu Puntadewa. Be there guys :) Kabarnya  lagi akan ada yang membawakan karakter yuyu kangkang yaitu dari SMAN 2 Surakarta. Wow SMAN 1 Surakarta ikut nggak ya? Hehe. Oh ya tadi PNS diwajibkan memakai baju tradisional lho dalam rangka ulang tahun kota Solo tercinta ini.

Jam Weker Penanda Waktu

Bismillahirrahmanirrahim

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Waktu yang bahkan Allah SWT sendiri bersumpah dengan waktu. Coba lihat dalam Al Qur’an ada wal fajri, wadh dhuha, wal ‘asri, wal laili dan sebagainya. Seolah mengajarkan kita agar menjaganya dengan sepenuh hati.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Waktu yang Nabi Muhammad-pun telah berwasiat tentangnya yaitu dengan memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, waktu sehat sebelum sakit, waktu muda sebelum tua, waktu senggang sebelum sibuk dan waktu kaya sebelum miskin. Sungguh sebuah wasiat yang harus dicermati agar tidak menyesal karenanya.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Waktu yang berjalan begitu cepat tanpa kita sadari. Waktu masa kecil yang telah kita lewati dan sekarang kita meninggalkannya menuju dewasa. Seperti waktu di tahun 2011 yang belum terlupa namun kini 2 bulan kita telah meninggalkannya. Itulah mengapa waktu ibarat pedang, yang akan menebas apapun dengan cepat jika kita tidak menyiapkan segala sesuatunya.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Itulah mengapa alarmku mengajarkan kalian untuk menentukan suatu target di waktu tertentu sehingga kala ia berbunyi kalian siap untuk melakukan sesuatu. Maka buatlah target – target pribadi di suatu kurun waktu tertentu dan berusahalah sungguh-sungguh untuk menggapainya baik itu dimensi akhirat atau dimensi dunia. Itulah yang disebut menjemput taqdir, karena rizki dan jodoh tidak akan datang sendiri dan harus dijemput dan setelah itu bertawakalah karena hasil bukan urusan kita namun urusan Allah SWT.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Waktu yang harus dimanfaatkan sebelum malaikat maut datang menunaikan tugasnya. Karena waktu tidak akan kembali, maka tidak ada alasan bagi kita bahwa kita belum sempat beriman, kita belum sempat sholat, kita belum sempat bebakti kepada orang tua, kita belum sempat berjilbab, kita belum sempat bermanfaat bagi orang lain, dan belum sempat lainnya.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Salimul Aqidah atau aqidah yang bersih dengan mengeEsakan Allah dengan menjauhi syirik, khurafat, ramalan, serta perdukunan karena “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Shahihul Ibadah atau ibadah yang benar yaitu melaksanakan setiap peribadatan dengan merujuk kepada sunnah Rasul SAW tanpa ada unsur penambahan atau pengurangan. Belajarlah Islam secara menyeuruh (kaffah) agar engkau tahu mana ibadah yang sesuai Islam mana yang tidak.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Matinul Khuluq atau akhlak yang kokoh yaitu akhlak yang mulia dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya karena sesungguhnya Rosulullah telah mencontohkan :” Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Qowiyyul Jismi atau kekuatan jasmani yaitu memiliki tubuh yang kuat sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam dan kegiatan dunia secara optimal apalagi Rasulullah SAW bersabda : Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah (HR. Muslim).

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Mutsaqqoful Fikri atau Intelek dalam berpikir yaitu memiliki wawasan keislaman dan keilmuan dunia yang luas karena Allah berfirman : Katakanlah: “Samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”, Sesungguhnya orang-orang yang berakalah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Mujahadatul Linafsihi atau berjuang melawan hawa nafsu yaitu melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk dengan kesungguhan. Kesungguhan itu ada saat seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu yang sejalan dengan sabda Rasulullah SAW: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam) (HR. Hakim).

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Munazhzhamun fi Syu’unihi atau teratur dalam suatu urusan yaitu professional dalam melaksanakan urusan ubudiyah (ibadah) maupun muamalah (kemasyarakatan) dimana salah satunya adalah professional di dunia kerja.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Qodirun ‘Alal Kasbi atau mampu berusaha sendiri yaitu mampu mandiri secara ekonomi atau mampu mencari nafkah. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan ketrampilan. Maka tuntutlah ilmu setinggi-tingginya selagi engkau masih hidup.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, milikilah Nafi’un Lighoirihi atau bermanfaat bagi orang lain yaitu memberikan manfaat yang baik dimanapun berada, sehingga orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar sejalan dengan sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka hanya ini yang dapat aku berikan kepada kalian sebagai ungkapan terimakasih atas kerjasama selama ini. Sebuah nasihat untuk masa depan agar kalian bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya yang dikenal dengan harishun ‘ala waqtihi. Sebuah nasihat yang jika kita melaksanakannya maka kita menjadi orang yang sukses didunia tanpa melupakan sukses di akhirat.

Kriiiing, aku memang hanya jam weker, namun aku adalah penanda waktu. Maka selagi masih ada waktu, maafkanlah segala khilaf dan salah. Karena mungkin ini perjumpaan kita yang terakhir, namun jika Allah berkehendak kita bersilaturahim di lain waktu dan kesempatan maka kesyukuranlah yang pantas kita ungkapkan.

*ditulis untuk tim Project LUP Sucofindo 2011. Apresiasi yang sangat tinggi atas kerjasama dan dedikasi dalam menyelesaikan project saat banyak pihak tidak memanfaatkan waktunya dengan baik.

Sumber: Eramuslim

Jenuh

Bismillahirrahmanirrahim

JENUH, kok kaya judul lagu ya? Hehe ini copy paste dari KIPTIAH

"Gue lagi jenuh sama hidup gue". Itulah balasan pesan singkat yang di kirim seorang kawan saat saya tanya ada apa dengan dia. Pertanyaan saya bermula, tatkala melihat statusnya di sebuah jejaring sosial yang berisi tentang ketidaksemangatannya akan hidup yang ia jalani.

Tak hanya kawan saya yang sering mengalami kejenuhan dalam hidup. Mungkin tiap orang termasuk saya, pernah merasakan kejenuhan.

Seseorang yang sangat mencintai pekerjaannya pun, akan ada masanya dia jenuh terhadap pekerjaannya.  Seseorang yang terlihat selalu bahagia, kapanpun dan dalam kondisi apapun juga pasti pernah mengalami fase kejenuhan. Sepasang suami istri pasti pernah mengalami kejenuhan terhadap pasangannya. Seorang siswa yang pandai sekalipun pernah di hinggapi rasa jenuh untuk belajar.

Roda kehidupan yang terus berputar, kebahagiaan dan kesedihan. Jenuh adalah suatu rasa yang tidak menyenangkan tapi setiap kita pernah mengalaminya. 

Jenuh itu alamiah. Jenuh yang terjadi yang merupakan suatu tanda bahwa kita harus melihat kembali tujuan hidup kita. Dengan mengingat kembali untuk apa kita melakukan sesuatu, insyaAllah kita akan lebih bersemangat dalam menjalani aktifitas. Jenuh yang bisa menjadi ajang introspeksi kita untuk bersyukur akan kelebihan-kelebihan yang Allah titipkan dan memperhatikan orang-orang yang di lahirkan tidak seberuntung kita. Kejenuhan yang menjadi tanda bahwa tubuh dan fikiran kita sedang meminta sesuatu yang berbeda dari aktifitas yang selama ini kita jalani. Mencoba untuk keluar dari rutinitas dan melakukan sesuatu yang kita suka atau belum pernah kita lakukan sebelumnya.

Rasa jenuh bukan ajang untuk menjadikan diri jauh dari Allah. Ketika jenuh, jangan langsung mengutuk takdir dan membenci kehidupan yang kita jalani sekarang. Allahlah sebaik-baik pembuat rencana hidup hamba-hambaNya. Ketika jenuh, kembalikan lagi rasa itu kepadaNya. Jadikan Ia sebaik-baik tempat mencurahkan isi hati. Ingatlah Allah, satu-satunya kunci penenang hati. Lebih dekatlah kepada Allah, maka Allah akan mendekap kita lebih erat.

QS. Ar Ra'du : 28
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

QS. Al Ikhlash : 2
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Semangat kawan !!

Sabtu, 11 Februari 2012

"With Allah I can, Without Allah I am Nothing.”




Saat doa kita tak terjawab…..
Saat realita kehidupan kita tak selaras dengan harapan…
Saat kita kehilangan orang-orang terkasih……
Saat kita merasa sedih, kecewa, pilu, sepi dan sendiri…

Dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, kita akan menemukan beragam nuansa kehidupan, ada senang - ada sedih, ada tawa - ada tangis, ada suka – ada duka. Lalu bagaimana sikap kita ketika kesedihan melanda kita? Putus asa, frustasi, stress dan kawan-kawannya seringkali menjadi pilihan sikap atas apa yang sedang menimpa kita.

Sudah benarkah kita dalam menyikapi semua persoalan hidup ini? Ternyata yang membedakan diantara kita adalah cara menyikapi semuanya. Sebagai muslim, yang mengaku sebagai hamba Allah, yang menyadari sebagai mahluk yang di ciptakan sang Kholik. Yang meyakini Allah sebagai Rabb-Nya, sadarkah kita  bahwa kita penuh kekurangan, penuh keterbatasan, penuh kelemahan dan tak berdaya.

Saat kita melakukan aktivitas dan rutinitas, terkadang kita lupa bahwa atas izin dan kuasa Allah-lah kita bisa bangun dari tidur, membuka mata dan menghirup udara segar di pagi hari, menikmati rizki-Nya dalam sarapan pagi,  Allah juga yang menggerakkan langkah kaki dan  ayunan tangan kita menuju tempat bekerja atau tempat beraktivitas.

“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha,” (QS. Al-Furqaan, 25: 47).

Senjata ampuh bagi seorang muslim agar tetap survive dalam menyikapi hidup dan kehidupannya  adalah tawakal ala Allah.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya,” (QS. Al-Ankabuut, 29: 57-59).

Kebanyakan dari kita sering mengartikan tawakal diidentikkan dengan prilaku pasrah (nrimo keadaan) setelah melakukan sesuatu atau merasa sudah berusaha untuk meraih suatu keinginan. Sedangkan yang saya pahami, tawakal harus kita miliki sesudah ada keinginan(azzam) atau sesudah ada niat, artinya sebelum melakukan sesuatu dalam mencapai keinginan atau mewujudkan niat tadi kita sudah memohon bimbingan-Nya agar kita diberi kemampuan dan kepandaian dalam meraih sesuatu yang kita tuju dan penuh optimisme saat melaksanakan niat tadi.

Dan mohon petunjuk-Nya karena hanya Allah yang maha tahu, yang sedang kita tuju tadi merupakan sesuatu yang baik untuk kita atau bukan, dengan menempatkan positif thinking atau husnudzhon kepada Allah pada setiap hasilnya nanti.

Dengan menempatkan tawakal sebelum bekerja atau berusaha tapi sesudah ada keinginan atau niat, otomatis akan ada rasa syukur yang luar biasa manakala keinginan kita terwujud, karena ada kesadaran yang tinggi bahwa semuanya terwujud berkat Allah. dan akan tetap lapang dada dan legowo, saat kita tak dapat meraihnya. Karena ada keyakinan bahwa Allah akan memenuhi kebutuhan hambanya bukan keinginannya, dan hanya Allah yang maha tahu yang terbaik untuk kita.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS. Al-Baqarah, 2: 216).

Yang menjadi pertanyaan dan PR besar kita adalah sudah benarkah niat kita? Selaraskah tujuan kita meraih sesuatu dengan hakikat tujuan hidup kita? Sudah maksimalkah usaha kita?. Karena yang menjadi penilaian Allah adalah proses kita dalam meraih sesuatu bukan hasilnya, karena dari seluruh usaha kita, keinginan kita, harapan dan cita-cita kita, hanya Allah yang memiliki kuasa mutlak dikabulkan atau tidak. Karena Dia-lah yang maha mengetahui kebutuhan kita dan yang terbaik untuk kita.

Dan Allah tidak menjanjikan langit selalu biru, bunga selalu mekar, mentari selalu bersinar disetiap kehidupan, tapi Allah berjanji bahwa  Rahman dan Rahim-Nya akan selalu ada bersama kita dalam keadaan apapun, Allah akan memberi pelangi disetiap badai, senyuman disetiap air mata, hikmah dan berkah di setiap cobaan.

“Saat ku tak paham maksud Rabbku, ku memilih tetap percaya…saat kutertekan dengan kekecewaan dan kesedihan, kumemilih tetap bersyukur…saat rencana hidupku belum selesai, kumemilih bersabar…saat kecukupan materi mengujiku, kumemilih tetap bersabar…apapun yang terjadi saat ini, Tetaplah PERCAYA, BERSYUKUR, BERSERAH DIRI dan BERSABAR..karena Allah sedang merajut kehidupan yang terbaik untuk kita.

La Tahzan InnaAllaha ma’ana. Dan hanya bersama Allah kita bisa. "With Allah I can, Without Allah I am Nothing.”


*Penulis: Lilis Hady Al-Bantani,  ibu yang berprofesi sebagai Guru SDIT  dan Manager  biro perjalanan Haji Plus dan Umroh


Sumber: http://muslimah.eramuslim.com/indexx.php?view=_pernikmuslimah-detail&id=9

Lebih Mengkhawatirkan Daripada Fitnah Ad-Dajjal

Bismillahirrahmanirrahim


Fitnah Ad-Dajjal merupakan fitnah paling dahsyat sepanjang zaman. Demikian pesan Nabi Muhammad saw di dalam sebuah hadits riwayat Imam Ath-Thabrany. “Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.”Namun dalam hadits lainnya –menurut Nabi Muhammad saw- ternyata ada lagi yang lebih mengkhawatirkan bagi ummat Islam.
ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي
مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا
إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ
مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ
وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dajjal disebut-sebut didekat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam lalu beliau bersabda: "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Dajjal dan tidak ada seseorang dapat selamat dari badai fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah Dajjal) setelahnya. Dan tidak ada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk (menjemput) fitnah Ad-Dajjal." (AHMAD - 22215)

Berdasarkan hadits di atas berarti kondisi menjelang datangnya puncak fitnah Ad-Dajjal merupakan kondisi yang lebih mengkhawatirkan menurut Nabi saw. Sebab menjelang kedatangan Ad-Dajjal akan hadir fitnah-fitnah yang sedemikian banyaknya sehingga barangsiapa bisa selamat menghadapinya, maka Nabi saw menjamin bahwa ia bakal selamat menghadapi puncak fitnah Ad-Dajjal yang kemunculannya tidak lama sesudah badai fitnah itu. Dan itu berarti sebaliknya-pun demikian. Barangsiapa yang sudah terperosok ke dalam salah satu atau lebih fitnah di masa itu, niscaya ia bakal terperangkap ke dalam fitnah Ad-Dajjal yang kemunculannya tidak lama sesudah itu.

Kondisi badai fitnah itulah yang digambarkan oleh Nabi Muhammad saw di dalam hadits di bawah ini. Dan kita perlu khawatir bahwa gambarannya sangat sesuai dengan kondisi dunia yang sedang kita hadapi dewasa ini.
بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا
وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ
دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi masih mukmin dan diwaktu sore telahmenjadi kafir, dan di waktu sore masih beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya demi kesenangan dunia." (AHMAD - 8493)

Nabi saw memprediksi bakal datangnya potongan zaman yang sangat mirip dengan keadaan yang kita hadapi dewasa ini. Fitnah menyelimuti segenap aspek kehidupan sehingga dunia menjadi laksana sepenggalan malam yang gelap gulita. Sulit menemukan orang yang istiqomah. Sangat mudah melihat inkonsistensi manusia, termasuk mereka yang mengaku muslim sekalipun. Muslim melakukan dosa-dosa yang tidak sekedar menyebabkan dirinya dipandang sebagai bermaksiat di mata Allah walau imannya masih tetap diakui. Namun ada pula mereka yang bahkan melakukan dosa-dosa yang menyebabkan batalnya iman-syahadatain pelakunya di mata Allah.

Fitnah meliputi aspek budaya, media, sosial, politik, ekonomi, perdagangan, keuangan, hukum, ideologi, agama, pendidikan, medis, olah-raga, militer dan pertahanan-keamanan. Pendek kata seseorang bisa dengan mudah terperosok ke dalam fitnah karena berbagai aspek kehidupan dunia dewasa ini tidak berjalan berlandaskan petunjuk Ilahi. Nilai-nilai yang bersumber dari Allah dan RasulNya tidak dijunjung tinggi. Nilai-nilai produk manusia-lah yang mendominasi. Tinggal pilih saja. Apakah mau terjebak ke dalam fitnah media, fitnah politik, fitnah hukum, fitnah budaya, fitnah pendidikan atau fitnah ekonomi? Atau bahkan mau borong beberapa fitnah sekaligus? Silahkan, tinggal pilih...! Na’udzubillahi min dzaalika.

Pantaslah bilamana Ahmad Thomson menyebut kondisi dunia di era modern ini sudah menjadi bak sebuah Sistem Dajjal. Penulis muslim berkebangsaan Inggris ini berkeyakinan bahwa seiring dengan semakin hegemoniknya Sistem Dajjal dunia global, maka semakin matang dan compatible (sesuai) keadaannya untuk keluarnya Ad-Dajjal. Bahkan begitu Ad-Dajjal muncul ia bakal segera dinobatkan sebagai pemimpin Sistem Dajjal yang memang dipersiapkan sejak lama untuk The Arrival (kedatangan) sang “Pemimpin Dunia” tersebut.
اللهم إني أعوذبك بِكَ مِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ
وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab jahannam, azab kubur, fitnah kehidupan dan kematian serta dari jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (HR Muslim 924)

Sumber: Eramuslim.com

Misi Nabiyullah Isa ‘alihis-salam Di Akhir Zaman

Bismillahirrahmanirrahim

Masih banyak muslim yang tidak tahu bahwa salah satu ajaran Islam ialah meyakini bakal turunnya kembali Isa ‘alaihis-salam menjelang datangnya Hari Kiamat di Akhir Zaman. Bahkan ada yang mengingkarinya dengan alasan bahwa ini merupakan ajaran kaum Nasrani yang telah disusupkan ke dalam ajaran Islam. Padahal terdapat cukup banyak hadits shahih dari Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم yang membenarkan bakal turunnya kembali Isa ‘alaihis-salam. Lalu apa yang akan beliau kerjakan ketika beliau kembali ke dunia turun dari langit? Apa sajakah misi beliau kelak di Akhir Zaman tersebut?

Suatu hal yang pasti, kedatangan kembali Isa ‘alaihis-salam kelak bukanlah untuk membawa ajaran baru, apalagi membenarkan ajaran Nasrani alias Kristen. Justeru kehadiran beliau kelak adalah untuk membenarkan dan mengokohkan ajaran yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم yaitu ajaran dienullah Al-Islam. Isa ‘alaihis-salam bahkan akan mengajak kaum Yahudi dan Nasrani (baca: Ahli Kitab) untuk masuk Islam. Dan ajakan beliau ini akan menjadi kesempatan terakhir bagi Ahli Kitab untuk bertaubat. Bila mereka menyambut baik ajakan beliau, maka mereka bakal diperlakukan sebagai saudara seiman Isa ‘alaihis-salam dan segenap kaum muslimin. Namun bila mereka menolak, maka Isa ‘alaihis-salam berhak untuk membunuh mereka.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ يَعْنِي عِيسَى
وَإِنَّهُ نَازِلٌفَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ
رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ
وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ
كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ
فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الْإِسْلَامِ
فَيَدُقُّ الصَّلِيبَوَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ
وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ
الْمِلَلَ كُلَّهَاإِلَّا الْإِسْلَامَ
وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ
فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ
أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى
فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada Nabi antara aku dan dia -maksudnya Isa-. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi ataupun pendek), berkulit merah keputih-putihan, mengenakan kain berwarna kekuningan. Seakan rambut kepala menetes meski tidak basah. Ia akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, ia memecahkan salib, membunuh babi dan membebaskan jizyah (pajak). Pada masanya Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan akan tinggal di dunia selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya." (ABUDAUD - 3766)

Di samping itu, Isa ‘alaihis-salam juga ditugaskan untuk membantu Al-Mahdi (pemimpin ummat Islam di Akhir Zaman) untuk memerangi puncak fitnah (ujian), yaitu Fitnah Ad-Dajjal. Malah berdasarkan hadits shahih di atas Isa ‘alaihis salam bakal memerangi segenap manusia demi tegaknya ajaran Al-Islam. Sehingga dengan izin Allah سبحانه و تعالى segenap manusia bakal memeluk agama Islam sampai dihapuskannya kewajiban membayar jizyah (pajak yang dikenakan khusus kepada kaum non-muslim yang hidup di bawah pemerintahan Islam).

Selain itu Isa ‘alaihis-salam juga bertugas memecahkan salib. Mengapa? Karena salib telah menjadi fitnah bagi kaum Nasrani yang meyakini bahwa Isa telah mati disalib, padahal sejak limabelas abad yang lalu Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa Isa ‘alaihis-salam tidaklah mati di tiang salib. Tetapi ada seorang lelaki yang diserupakan wajahnya dengan beliau yang telah mati di tiang salib tersebut. 
Allah سبحانه و تعالى berfirman:
وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ
وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ
وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ
لَفِي شَكٍّ مِنْهُ
مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ
إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
“...padahal mereka tidak membunuhnya (Isa ‘alahis-salam) dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS An-Nisa 157)

Lalu kemana perginya Nabiyullah Isa ‘alaihi-salam pada saat kejadian itu? Kembali Al-Qur’an menjelaskan dengan gamblang:
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ
وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa 158)

Jadi, apa yang telah dialami Nabiyullah Isa ‘alahis-salam mirip dengan apa yang telah dialami Nabiyullah Muhammad صلى الله عليه و سلم pada saat malam Isra wal-Mi’raj. Perbedaannya hanyalah bahwa pada malam itu Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم di-Mi’raj-kan oleh Allah سبحانه و تعالى hanya satu malam, berangkat lepas Isya dan kembali menjelang Fajar. Sedangkan Nabi Isa ‘alahis-salam di-Mi’rajkan oleh Allah سبحانه و تعالى dua-ribuan tahun yang lalu dan hingga sekarang belum diturunkan kembali ke bumi ini. Beliau baru akan turun ketika Allah سبحانه و تعالى taqdirkan beliau turun, yaitu pada saat terjadinya Huru-Hara Akhir Zaman ketika sudah diutusnya Al-Mahdi (pemimpin ummat Islam) ke tengah-tengah ummat manusia dan keluarnya Ad-Dajjal (puncak fitnah Sang Penebar kekacauan, kesesatan dan kerusakan). Apakah hal seperti ini mustahil dilakukan oleh Allah سبحانه و تعالى ? Sudah barang tentu tidak. Allah سبحانه و تعالى Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Selain itu Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم juga mengatakan bahwa Isa ‘alaihis-salam bakal turun kelak untuk membunuh babi. Mengapa demikian? Karena babi telah menjadi fitnah bagi kaum Nasrani yang meyakni bahwa babi merupakan hewan yang halal dimakan, padahal Islam telah mengharamkannya bahkan memandangnya sebagai hewan menjijikkan yang mengandung najis berat. Namun di bawah peradaban modern -yang dikomandani oleh peradaban barat yang didominasi oleh nilai-nilai masyarakat Kristen- maka dewasa ini babi tidak saja dipandang halal, tetapi ia telah dianggap sebagai hewan yang lucu dan oleh karenanya manusia pantas berakrab-akrab dengannya. Coba saja lihat berbagai filem kartun barat bagaimana mereka menjadikan babi sebagai sosok yang cute, friendly and kind (imut-imut, bersahabat dan baik hati). Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
قُلْ لا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ
مُحَرَّمًاعَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ
إِلا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ
دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ
لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ
“Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor.” (AL-An’aam 145)

Sesudah memenuhi segenap tugasnya, maka damailah dunia dengan tegaknya keadilan berdasarkan dienullah Al-Islam dan kesejahteraan dinikmati segenap manusia hingga tidak ada lagi yang bisa bersedekah karena tidak ada orang yang perlu dengan sedekah. Semua orang telah mencapai kekayaan hatinya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ
حَكَمًا مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ
وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَوَيَضَعَ الْجِزْيَةَ
وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamanNya, sungguh tiada lama lagi akan segera turun Ibnu Maryam (Isa Alaihissalam) yang akan menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta benda melimpa ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya".(BUKHARI - 2070)
تَصَدَّقُوا فَإِنَّهُ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ
يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ
فَلَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا يَقُولُ الرَّجُلُ
لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالْأَمْسِ
لَقَبِلْتُهَا فَأَمَّا الْيَوْمَ
فَلَا حَاجَةَ لِي بِهَا
“Bersedakhlah kalian, karena akan datang masa di mana seorang membawa sedekahnya namun tidak menemukan orang yang mau menerimanya. Orang yang akan diberikan berkata: ”Seandainya kamu datang kemarin, niscaya aku mau menerimanya, sekarang aku sudah tidak butuh lagi.” (HR Bukhary)

Kemudian Isa ‘alahis-salam akan tinggal di dunia sehingga tibalah saat ajalnya dimana beliau kemudian disholatkan oleh kaum muslimin.

Ya Allah, limpahkanlah salawat dan salam-Mu kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dan segenap Nabi-Nabi-Mu yang lainnya, khususnya Nabiyullah Isa ‘alaihis-salam. Dan kumpulkanlah kami kelak bersama mereka di akhirat di dalam jannah-Mu. Amiin ya Rabbal ‘aalamiin. 

Sumber: Eramuslim.com

Lihatlah Siapa Temanmu

Bismillahirrahmanirrahim

Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)
Wahai saudariku, demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan petunjuk kepada kita agar senantiasa memilih teman-teman yang shalih dan waspada dari teman-teman yang buruk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh dengan dua permisalan ini dalam rangka menjelaskan bahwa seorang teman yang shalih akan memberikan manfaat bagi kita di setiap saat kita bersamanya. Sebagaimana penjual minyak wangi yang akan memberikan manfaat bagi kita, berupa pemberian minyak wangi, atau minimal jika kita duduk bersamanya, kita akan mencium bau wangi.
Manfaat Berteman dengan Orang yang Shalih
Berteman dengan teman yang shalih, duduk-duduk bersamanya, bergaul dengannya, mempunyai keutamaan yang lebih banyak dari pada keutamaan duduk dengan penjual minyak wangi. Karena duduk dengan orang shalih bisa jadi dia akan mengajari kita sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunia kita serta memberikan nashihat-nashihat yang bermanfaat bagi kita. Atau dia akan memberikan peringatan kepada kita agar menghindari perkara-perkara yang membahayakan kita.
Teman yang shalih senantiasa mendorong kita untuk melakukan ketaatan kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali silaturrahim, dan mengajak kita untuk senantiasa berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, perbuatannya, ataupun dengan sikapnya. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman duduknya, dalam hal tabiat dan perilaku. Keduanya saling terikat satu sama lain dalam kebaikan ataupun yang sebaliknya. (Bahjah Quluubil Abrar, 119)
Jika kita tidak mendapat manfaat di atas, minimal masih ada manfaat yang bisa kita peroleh ketika berteman dengan orang yang shalih, yaitu kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatan jelek dan maksiat. Teman yang shalih akan selalu menjaga persahabatan, senantiasa mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha menghilangkan keburukan. Dia juga akan menjaga rahasia kita, baik ketika kita bersamanya maupun tidak. Dia akan memberikan manfaat kepada kita berupa kecintaannya dan doanya pada kita, baik kita masih hidup maupun setelah mati. (Bahjatu Quluubil Abrar, 119)
Wahai saudariku, sungguh manfaat berteman dengan orang yang shalih tidak terhitung banyaknya. Dan begitulah seseorang, akan dinilai sesuai dengan siapakah yang menjadi teman dekatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Bahaya Teman yang Buruk
Jika berteman dengan orang yang shalih dapat memberikan manfaat yang sangat banyak, maka berteman dengan teman yang buruk memberikan akibat yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik sadar ataupun tidak sadar. (Bahjatu Qulubil Abrar, 120)
Oleh karena itulah, sungguh di antara nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman adalah Allah memberinya taufiq berupa teman yang baik. Sebaliknya, di antara ujian bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. (Bahjah Qulubil Abrar, 120)
Berteman dengan orang shalih akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, akhlak yang utama dan amal yang shalih. Adapun berteman dengan orang yang buruk akan mencegahnya dari hal itu semua.
Jangan Sampai Menyesal
Allah Ta’ala berfirman
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ( ) يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ( ) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al Furqan: 27-29).
Sebagaimana yang sudah masyhur di kalangan ulama ahli tafsir, yang dimaksud dengan orang yang dzalim dalam ayat ini adalah ‘Uqbah bin Abi Mu’ith, sedangkan si fulan yang telah menyesatkannya dari petunjuk Al Qur’an adalah Umayyah bin Khalaf atau saudaranya Ubay bin Khalaf. Akan tetapi secara umum, ayat ini juga berlaku bagi setiap orang yang dzalim yang telah memilih mengikuti shahabatnya untuk kembali kepada kekafiran setelah datang kepadanya hidayah Islam. Sampai akhirnya dia mati dalam keadaan kafir sebagaimana yang terjadi pada ‘Uqbah bin Abi Mu’ith. (Adhwa’ul Bayan, 6/45)
Begitulah Allah Ta’ala telah menjelaskan betapa besarnya pengaruh seorang teman dekat bagi seseorang, hingga seseorang dapat kembali kepada kekafiran setelah dia mendapatkan hidayah islam disebabkan pengaruh teman yang buruk. Oleh karena itulah sudah sepantasnya setiap dari kita waspada dari teman-teman yang mempunyai perangai buruk.
Penutup
Wahai saudariku, ingin ku kutipkan sedikit nashihat yang semoga bermanfaat untukku maupun untuk dirimu. Nashihat ini berasal dari seorang ulama bernama Ibnu Qudamah Al Maqdisiy:
“Ketahuilah, Sungguh tidaklah pantas seseorang menjadikan semua orang sebagai temannya. Akan tetapi sepantasnya dia memilih orang yang bisa dijadikan sebagai teman, baik dari segi sifatnya, perangainya, ataupun apa saja yang bisa menimbulkan keinginan untuk berteman dengannya. Sifat ataupun perangai tersebut hendaknya sesuai dengan manfaat yang dicari dari hubungan pertemanan. Ada orang yang berteman karena tujuan dunia, seperti karena ingin memanfaatkan harta, kedudukan ataupun hanya sekedar bersenang-senang bersama dan ngobrol bersama, akan tetapi hal ini bukanlah tujuan kita. Ada pula orang yang berteman untuk tujuan agama, dalam hal ini terdapat pula tujuan yang berbeda-beda.
Di antara mereka ada yang bertujuan dapat memanfaatkan ilmu dan amalnya, ada pula yang ingin mengambil manfaat dari hartanya, dengan tercukupinya kebutuhan ketika berada dalam kesempitan. Secara umum, kesimpulan orang yang bisa dijadikan sebagai teman hendaknya dia mempunyai lima kriteria berikut: Berakal (cerdas), berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus terhadap dunia.
Kecerdasan merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang dungu, karena orang yang dungu terkadang dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Akhlak baik, hal ini juga sebuah keharusan. Karena terkadang orang yang cerdas jika ia sedang marah dan emosi dapat dikuasai oleh hawa nafsunya. Maka tidaklah baik berteman dengan orang yang cerdas tapi tidak berakhlak. Sedangkan orang yang fasiq, dia tidaklah mempunyai rasa takut kepada Allah. Dan orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, kamu tidak akan selamat dari tipu dayanya, disamping dia juga tidak dapat dipercaya. Adapun ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan jeleknya kebid’ahannya. (Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37)
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untukku dan untukmu saudariku…
Amiin …
***
muslimah.or.id
Penyusun: Latifah Ummu Zaid
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Rujukan:
  • Bahjatu Qulubil Abrar, syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy, Maktabah Al Imam Al Wadi’iy, Shan’aa
  • Adhwa’ul Bayan, Muhammad Al Amin Asy-Syinqithi, Darul-Fikr lith-thoba’ah wan-nasyr wat-tauzi’, Beirut (Maktabah Asy-Syamilah)
  • Mukhtashor minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy. (Maktabah Asy-Syamilah)
Sumber:http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/lihatlah-siapa-temanmu.html

Perjalanan Ruh

Bismillahirrahmanirrahim


(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah)

Pernahkah anda hadir di sisi seseorang yang tengah menghadapi sakaratul maut, hingga jasadnya dingin, terbujur kaku, tak bergerak, karena ruhnya telah berpisah dengan badan? Lalu apa perasaan anda saat itu? Adakah anda mengambil pelajaran darinya? Adakah terpikir bahwa anda juga pasti akan menghadapi saat-saat seperti itu? Kemudian, pernahkah terlintas tanya di benak anda, ke mana ruh itu pergi setelah berpisah dengan jasad?
Hadits yang panjang dari Rasul yang mulia n di bawah ini memberi ilmu kepada kita tentang hal itu. Simaklah…!
Sahabat Rasulullah n, Al-Bara` bin ‘Azib z berkisah, “Kami keluar bersama Rasulullah n untuk mengantar jenazah seorang dari kalangan Anshar. Kami tiba di pemakaman dan ketika itu lahadnya sedang dipersiapkan. Rasulullah n duduk. Kami pun ikut duduk di sekitar beliau dalam keadaan terdiam, tak bergerak. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung yang kami khawatirkan terbang. Di tangan Rasulullah n ketika itu ada sebuah ranting yang digunakannya untuk mencocok-cocok tanah. Mulailah beliau melihat ke langit dan melihat ke bumi, mengangkat pandangannya dan menundukkannya sebanyak tiga kali. Kemudian bersabda, “Hendaklah kalian meminta perlindungan kepada Allah l dari adzab kubur,” diucapkannya sebanyak dua atau tiga kali, lalu beliau berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur,” pinta beliau sebanyak tiga kali.
Setelahnya beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila akan meninggalkan dunia dan menuju ke alam akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit. Wajah-wajah mereka putih laksana mentari. Mereka membawa kain kafan dan wangi-wangian dari surga. Mereka duduk dekat si mukmin sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut q hingga duduk di sisi kepala si mukmin seraya berkata, “Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Allah k.”
Ruh yang baik itu pun mengalir keluar sebagaimana mengalirnya tetesan air dari mulut wadah kulit. Malaikat maut mengambilnya. (Dalam satu riwayat disebutkan: Hingga ketika keluar ruhnya dari jasadnya, seluruh malaikat di antara langit dan bumi serta seluruh malaikat yang ada di langit mendoakannya. Lalu dibukakan untuknya pintu-pintu langit. Tidak ada seorang pun malaikat yang menjaga pintu malaikat kecuali mesti berdoa kepada Allah l agar ruh si mukmin diangkat melewati mereka). Ketika ruh tersebut telah diambil oleh malaikat maut, tidak dibiarkan sekejap matapun berada di tangannya melainkan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih. Mereka meletakkan/membungkus ruh tersebut di dalam kafan dan wangi-wangian yang mereka bawa. Dan keluarlah dari ruh tersebut wangi yang paling semerbak dari aroma wewangian yang pernah tercium di muka bumi. Kemudian para malaikat membawa ruh tersebut naik. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya, “Siapakah ruh yang baik ini?” Para malaikat yang membawanya menjawab, “Fulan bin Fulan,” disebut namanya yang paling bagus yang dulunya ketika di dunia orang-orang menamakannya dengan nama tersebut. Demikian, hingga rombongan itu sampai ke langit dunia. Mereka pun meminta dibukakan pintu langit untuk membawa ruh tersebut. Lalu dibukakanlah pintu langit. Penghuni setiap langit turut mengantarkan ruh tersebut sampai ke langit berikutnya, hingga mereka sampai ke langit ke tujuh. Allah k berfirman, “Tulislah catatan amal hamba-Ku ini di ‘Illiyin dan kembalikanlah ia ke bumi karena dari tanah mereka Aku ciptakan, ke dalam tanah mereka akan Aku kembalikan, dan dari dalam tanah mereka akan Aku keluarkan pada kali yang lain.”
Si ruh pun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur dalam bumi/tanah. Maka sungguh ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburnya ketika mereka pergi meninggalkannya. Lalu ia didatangi dua orang malaikat yang sangat keras hardikannya, keduanya menghardiknya, mendudukkannya lalu menanyakan padanya, “Siapakah Rabbmu?”
Ia menjawab, “Rabbku adalah Allah l.”
Ditanya lagi, “Apa agamamu?”
“Agamaku Islam,” jawabnya.
“Siapakah lelaki yang diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat lagi
“Dia adalah Rasulullah n,” jawabnya
“Apa amalmu?” pertanyaan berikutnya
“Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman dan membenarkannya,” jawabnya.
Ini adalah fitnah/ujian yang akhir yang diperhadapkan kepada seorang mukmin. Dan Allah l mengokohkannya sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
“Allah menguatkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang tsabit/kokoh dalam kehidupan dunia dan dalam kehidupan akhirat.” (Ibrahim: 27)
Terdengarlah suara seorang penyeru dari langit yang menyerukan, “Telah benar hamba-Ku. Maka bentangkanlah untuknya permadani dari surga. Pakaikanlah ia pakaian dari surga, dan bukakan untuknya sebuah pintu ke surga!”
Lalu datanglah kepada si mukmin ini wangi dan semerbaknya surga serta dilapangkan baginya kuburnya sejauh mata memandang. Kemudian ia didatangi oleh seseorang yang berwajah bagus, berpakaian bagus dan harum baunya, seraya berkata, “Bergembiralah dengan apa yang menggembirakanmu. Inilah harimu yang pernah dijanjikan kepadamu.”
Si mukmin bertanya dengan heran, “Siapakah engkau? Wajahmu merupakan wajah yang datang dengan kebaikan.”
“Aku adalah amal shalihmu. Demi Allah, aku tidak mengetahui dirimu melainkan seorang yang bersegera menaati Allah l dan lambat dalam bermaksiat kepada Allah l. Semoga Allah l membalasmu dengan kebaikan,” jawab yang ditanya
Kemudian dibukakan untuk sebuah pintu surga dan sebuah pintu neraka, lalu dikatakan, “Ini adalah tempatmu seandainya engkau dulunya bermaksiat kepada Allah k, lalu Allah k menggantikan bagimu dengan surga ini.” Maka bila si mukmin melihat apa yang ada dalam surga, ia pun berdoa, “Wahai Rabbku, segerakanlah datangnya hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluarga dan hartaku.”
Dikatakan kepadanya, “Tinggallah engkau.”
Rasulullah n melanjutkan penuturan beliau tentang perjalanan ruh. Beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (dalam satu riwayat: hamba yang fajir) apabila akan meninggalkan dunia dan menuju ke alam akhirat, turun kepadanya dari langit para malaikat yang keras, kaku, dan berwajah hitam. Mereka membawa kain yang kasar dari neraka. Mereka duduk dekat si kafir sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepala si kafir seraya berkata, “Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah l.”
Ruh yang buruk itu pun terpisah-pisah/berserakan dalam jasadnya, lalu ditarik oleh malaikat maut sebagaimana dicabutnya besi yang banyak cabangnya dari wol yang basah, hingga tercabik-cabik urat dan sarafnya. Seluruh malaikat di antara langit dan bumi dan seluruh malaikat yang ada di langit melaknatnya. Pintu-pintu langit ditutup. Tidak ada seorang pun malaikat penjaga pintu kecuali berdoa kepada Allah l agar ruh si kafir jangan diangkat melewati mereka. Kemudian malaikat maut mengambil ruh yang telah berpisah dengan jasad tersebut, namun tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangan malaikat maut melainkan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah hitam lalu dibungkus dalam kain yang kasar. Dan keluarlah dari ruh tersebut bau bangkai yang paling busuk yang pernah didapatkan di muka bumi. Kemudian para malaikat membawa ruh tersebut naik. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya, “Siapakah ruh yang buruk ini?” Para malaikat yang membawanya menjawab, “Fulan bin Fulan,” disebut namanya yang paling jelek yang dulunya ketika di dunia ia dinamakan dengannya. Demikian, hingga rombongan itu sampai ke langit dunia, mereka pun meminta dibukakan pintu langit untuk membawa ruh tersebut, namun tidak dibukakan.”
Rasulullah n kemudian membaca ayat:
“Tidak dibukakan untuk mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk ke dalam surga sampai unta bisa masuk ke lubang jarum.” (Al-A’raf: 40)
Allah k berfirman, ‘Tulislah catatan amalnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah.’ Lalu ruhnya dilemparkan begitu saja.”
Rasulullah n kemudian membaca ayat:
“Dan siapa yang menyekutukan Allah maka seakan-akan ia jatuh tersungkur dari langit lalu ia disambar oleh burung atau diempaskan oleh angin ke tempat yang jauh lagi membinasakan.” (Al-Hajj: 31)
Si ruh pun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur dalam bumi/tanah. Lalu ia didatangi dua orang malaikat yang sangat keras hardikannya. Keduanya menghardiknya, mendudukkannya dan menanyakan kepadanya, “Siapakah Rabbmu?”
Ia menjawab, “Hah… hah… Aku tidak tahu.”
Ditanya lagi, “Apa agamamu?”
“Hah… hah… Aku tidak tahu,” jawabnya.
“Siapakah lelaki yang diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat lagi.
Kembali ia menjawab, “Hah… hah… aku tidak tahu.”
Terdengarlah suara seorang penyeru dari langit yang menyerukan, “Telah dusta orang itu. Maka bentangkanlah untuknya hamparan dari neraka dan bukakan untuknya sebuah pintu ke neraka!”
Lalu datanglah kepadanya hawa panasnya neraka dan disempitkan kuburnya hingga bertumpuk-tumpuk/tumpang tindih tulang rusuknya (karena sesaknya kuburnya). Kemudian seorang yang buruk rupa, berpakaian jelek dan berbau busuk mendatanginya seraya berkata, “Bergembiralah dengan apa yang menjelekkanmu. Inilah harimu yang pernah dijanjikan kepadamu.”
Si kafir bertanya dengan heran, “Siapakah engkau? Wajahmu merupakan wajah yang datang dengan kejelekan.”
“Aku adalah amalmu yang jelek. Demi Allah, aku tidak mengetahui dirimu ini melainkan sebagai orang yang lambat untuk menaati Allah l, namun sangat bersegera dalam bermaksiat kepada Allah l. Semoga Allah l membalasmu dengan kejelekan,” jawab yang ditanya.
Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, bisu lagi tuli. Di tangannya ada sebuah tongkat dari besi yang bila dipukulkan ke sebuah gunung niscaya gunung itu akan hancur menjadi debu. Lalu orang yang buta, bisu dan tuli itu memukul si kafir dengan satu pukulan hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah l mengembalikan jasadnya sebagaimana semula, lalu ia dipukul lagi dengan pukulan berikutnya. Ia pun menjerit dengan jeritan yang dapat didengar oleh seluruh makhluk, kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu neraka dan dibentangkan hamparan neraka, maka ia pun berdoa, “Wahai Rabbku! Janganlah engkau datangkan hari kiamat.” (HR. Ahmad 4/287, 288, 295, 296, Abu Dawud no. 3212, 4753, dll, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Abi Dawud dan Ahkamul Jana`iz hal. 202)
Pembaca yang mulia, berita yang shahih dari Rasulullah n pasti benar adanya karena:
“Tidaklah beliau berbicara dari hawa nafsunya, hanyalah yang beliau sampaikan adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (An-Najm: 3-4)
Maka setelah membaca pengabaran beliau n di atas, masihkah tersisa angan yang panjang dalam kehidupan dunia ini? Adakah jiwa masih berani bermaksiat kepada Rabbul ‘Izzah dan enggan untuk taat kepada-Nya? Manakah yang menjadi pilihan saat harus menghadapi kenyataan datangnya maut menjemput: ruh diangkat dengan penuh kemuliaan ke atas langit lalu beroleh kenikmatan kekal, ataukah diempaskan dengan hina-dina lalu beroleh adzab yang pedih?
Bagi hati yang lalai, bangkit dan berbenah dirilah untuk menghadapi “hari esok” yang pasti datangnya. Adapun hati yang ingat, istiqamah-lah sampai akhir…
Sungguh hati seorang mukmin akan dicekam rasa takut disertai harap dengan berita di atas, air mata mengalir tak terasa, tangan pun tengadah memohon kepada Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, “Ya Allah, berilah kami taufik kepada kebaikan dan istiqamah di atasnya sampai akhir hidup kami. Jangan jadikan kami silau dan tertipu dengan kehidupan dunia yang fana hingga melupakan pertemuan dengan-Mu. Wafatkanlah kami dalam keadaan husnul khatimah. Lindungi kami dari adzab kubur dan dari siksa neraka yang amat pedih. Ya Arhamar Rahimin, berilah nikmat kepada kami dengan surga-Mu yang seluas langit dan bumi. Amin… Ya Rabbal ‘Alamin.”
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Sumber:

Perjalanan Ruh